Dalam langgam negara kesatuan yang sentralistik sebesar Indonesia, tak mudah bagi seorang wakil rakyat yang bekerja di pusat untuk menjaga denyut relasinya dengan asal usulnya, atau konstituennya, nun jauh di sana. Terlebih jika daerah asalnya merupakan kepulauan, berbukit-bukit, yang rakyatnya tak mungkin dijumpai dengan sekali tarikan nafas perjalanan.
Hal itulah yang dialami oleh Fahri Hamzah. Wakil rakyat Nusa Tenggara Barat di Dewan Perwakilan Rakyat pusat ini, yang juga merupakan wakil ketua di dewan tersebut, harus menempuh jalur berliku untuk menjumpai rakyat yang direpresentasiknnya. Meskipun ia memang seorang putra Sumbawa, tetapi tak seluruh teritori Sumbawa dapat disentuh dengan mudah akibat medan lapangan yang teramat berat karena ketiadaan infrastruktur.
Apa yang dialami oleh sebahagian besar Tau Samawa inilah yang dilantangkan oleh Fahri Hamzah di tingkat pusat. Jika tak lantang, keluhan lirih ini takkan terdengar.
Berikut adalah kepingan perjalanan Fahri ke atap langit Sumbawa.
